Kamis, 24 November 2016

Maleakhi 4:1-2a

Khotbah Minggu 25 Setelah Trinitais
Minggu, 13 Nopember 2016

BAGIMU AKAN TERBIT SURYA KEBENARAN DAN KESEMBUHAN
Kotbah: Maleakhi 4:1-2a  Bacaan: 2Tesalonika 3:6-13

Hari ini adalah Minggu terakhir dalam Minggu-minggu Trinitatis. Minggu depan kita akan memasuki Minggu Akhir Tahun Gereja atau Minggu mengenang orang-orang meninggal. Pada Minggu ini kita akan membahas tema “Bagimu akan terbit SURYA KEBENARAN dan KESEMBUHAN”. Dari tema ini di benak kita seolah-olah ada gambaran suram dan kengerian yang sedang terjadi saat ini di sekitar kita. Karena kengerian dan ketakutan itu, maka kita membutuhkan pertolongan dengan kehadiran Sang Surya Kebenaran untuk menyembuhkan dan menghibur kita.

Nas kotbah Minggu ini dapat kita bagi dua.

Pertama, bagi orang yang TIDAK TAKUT akan TUHAN, kedatangan Tuhan merupakan CELAKA BESAR bagi mereka.Bagi mereka Sang Surya Kebenaran tidak mereka butuhkan. Mereka tidak membutuhkan kesembuhan. Itulah makanya mereka ini digambarkan seperti PERAPIAN (ay. 1). Manusia ibarat jerami kering yang terbakar habis sampai ke akar-akarnya. Tanpa sisa sedikit pun! Kondisi seperti akan terjadi bagi orang gegabah dan yang berbuat fasik.

Siapa orang yang tidak takut akan TUHAN itu?
- Orang GEGABAH. Gegabah artinya sembrono. ORANG YANG GEGABAH adalah orang yang dalam kehidupan ini menjalani hidup dengan sembrono atau tidak berhati-hati. Dalam bahasa Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika, orang yang gegabah disebut dengan orang yang tidak tertib hidupnya. Orang yang menghabiskan waktu hidupnya untuk hal-hal yang tidak berguna. Segala tindakan dan tingkah lakunya tidak dipikir dan dipertimbangkan terlebih dahulu. Dia cenderung asal bertindak dan asal berlaku menurut kehendak hatinya sendiri, tidak memperhatikan dan mempertimbangkan keberadaan Tuhan dan orang lain yang ada di sekitarnya. Kalau lagi marah, ya suka mengumbar kemarahan, bukan berusaha menahan dan meredakannya. Kalau lagi benci ya mengobarkan kebencian dan membiarkannya makin dalam, bukannya mencoba untuk mengatasi kebencian yang tumbuh dalam hidupnya. Kalau lagi sakit hati ya membiarkan sakit hati itu berlarut-larut, tanpa bersedia untuk mengatasi dengan mengampuni. Apa yang ada dalam kehendak hatinya, itulah yang dilakukannya. Sehingga dampak tindakan dan kelakuannya adalah cenderung melukai hati, merusak relasi, dan menghancurkan kehidupan.
- Orang FASIK. ORANG YANG BERBUAT FASIK adalah orang yang dalam kehidupan ini mengetahui kebenaran, tetapi dia tidak mau melakukan kebenaran itu dalam hidupnya. Dia tahu bahwa firman Tuhan itu baik dan benar, namun dia tidak pernah mau melakukan firman itu dalam kehidupannya. Dia mengerti bahwa beribadah kepada Tuhan itu adalah benar, namun dia lebih memilih mengikuti rasa malasnya daripada datang beribadah kepada Tuhan. Dia tahu bahwa sesuatu itu adalah hal yang berdosa, namun dia memilih untuk tetap melakukannya karena memberi keuntungan dan kenikmatan diri. Orang fasik adalah orang yang secara pengetahuan menguasai dan mengerti tentang berbagai macam kebenaran, namun dalam dirinya tidak ada kesediaan untuk melakukan kebenaran itu dalam hidup. Bagi orang yang gegabah dan berbuat fasik seperti ini, hari kedatangan Tuhan adalah hari yang celaka. Sebab, ibarat seorang pekerja, mereka tergolong sebagai para pekerja yang tidak mau bekerja dengan baik dan bertanggung jawab. Sehingga ketika atasan datang, maka saat itu akan menjadi saat yang menakutkan bagi mereka.

Kedua, bagi orang yang TAKUT akan TUHAN, kedatangan Tuhan merupakan SURYA KEBENARAN dan KESEMBUHAN (ay. 2).Bagi orang yang takut akan Tuhan, Hari Tuhan bukanlah hari yang menakutkan melainkan merupakan hari yang sungguh dinantikan kedatangannya. Sebab pada hari kedatangan itu, berkah Tuhan yang berupa kebenaran dan kesembuhan akan diwujudkan secara sempurna. Kebahagiaan dan sukacita akan dirasakan. Sebagaimana yang tertuang dalam Kitab Malekahi 4: 2 yang mengatakan: "Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang."

Lambang yang digunakan untuk pemulihan orang-orang benar pada hari TUHAN adalah “SURYA KEBENARAN” bagaikan matahari yang “sayapnya” (cahayanya) memiliki kekuatan memulihkan. Oleh karenanya, bagi orang-orang benar, hari TUHAN adalah hari yang penuh sukacita. Mereka akan bersukacita bagaikan anak lembu yang keluar dari kandang, berjingkrak-jingkrak menikmati kebebasan dan rumput yang luas. Pemulihan dan suka cita ini disediakan bagi mereka yang takut akan nama TUHAN. Mereka adalah orang-orang yang tahu kehendak TUHAN lalu melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka adalah orang-orang yang menaruh hormat kepada TUHAN, baik dalam ibadah maupun dalam prilaku.

Siapakah orang yang takut akan Tuhan itu?
- Orang yang senantiasa menjadikan hidupnya sebagai kesempatan untuk bersaksi tentang nama Tuhan. Bahkan di kala hidupnya penuh dengan penderitaan dan kesukaran (Luk 21: 13).
- Orang yang takut akan nama Tuhan adalah orang yang tetap tabah dan bertahan dalam imannya ketika menghadapi berbagai macam bentuk kesukaran yang menjadi tanda-tanda akhir zaman (Luk 21: 19). Ia tidak akan patah semangat dan meninggalkan imannya sekalipun mengalami berbagai bentuk tekanan dan himpitan kehidupan.
- Orang-orang yang seperti inilah yang pada hari kedatangan Tuhan akan merasakan kebahagiaan, sebab mereka akan memperoleh hidup dan merasakan keselamatan secara sempurna.

Apakah tanda hadirnya Surya Kebenaran itu dalam kehidupan kita?

Pertama, jika Surya Kebenaran hadir maka Kejahatan dihancurkan (ay. 1). “Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.” Maleakhi menggambarkan hari TUHAN itu seperti perapian.  Perapian adalah tempat pembakaran. Gambaran kedahsyatan api yang berkobar menghanguskan. Perbuatan-perbuatan jahat orang-orang gegabah dan orang fasik akan dihancurkan dan dibakar sampai habis.

Kedua, jika Surya Kebenaran hadir maka Sukacita terjadi (ay. 2). “Tetapi kamu yang takut akan nama-Ku, bagimu akan terbit surya kebenaran dengan kesembuhan pada sayapnya. Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang.” Dalam terjemahan bahasa Indonesia sehari- hari: “Tetapi bagi kamu yang taat kepada-Ku, kuasa-Ku yang menyelamatkan akan terbit laksana matahari, dan sinarnya membawa penyembuhan. Kamu akan bebas dan gembira seperti anak sapi yang baru dikeluarkan dari kandang.” Ayat ini menunjukkan ada 2 hal yang diterima bahwa orang yang taat mendapatkan keselamatan dari Tuhan dan  kesembuhan/ pemulihan. Dengan demikian kita akan beroleh sukacita.

Penutup

Kita tidak tahu percis kapan hari TUHAN itu terjadi. Sejak jaman Perjanjian Lama, orang sudah menantikan hari TUHAN itu. Pada jaman Yesus, spekulasi datangnya hari TUHAN sudah menjadi isu hangat. Peristiwa-peristiwa alam (gempa bumi), munculnya pengajar-pengajar palsu, peperangan dan pelbagai penderitaan sering dipakai sebagai tanda akan terjadinya hari TUHAN. Sampai sekarang pun, manusia gemar mencari tanda-tanda hari TUHAN itu. Atas semuanya itu, Yesus mengingatkan, “Waspadalah supaya kamu jangan disesatkan.” (Luk. 21:8). Sikap waspada adalah lawan dari gegabah (Maleakhi 4:1). Waspada tidak berarti panik dan mengambil sikap berlebihan; menginggalakan semua tanggungjawab, mengasingkan diri lalu menunggu-nunggu hari itu. Bukan! Bukan seperti itu, Yesus memaknainya bahwa momen ini adalah kesempatan yang baik untuk bersaksi. “Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi.” (Luk.21:13). Tentu bersaksi yang dimaksud Yesus bukan sekedar berucap  doang, sebab kalau hanya itu yang dilakukan, apa bedanya dengan umat TUHAN pada jaman Amos dan Maleakhi. Bersaksi merupakan kesatuan antara kata dan tingkah laku.

Pada jaman Paulus, orang-orang Tesalonika sempat gusar dengan berita tentang hari TUHAN atau akhir jaman di mana Tuhan Yesus akan datang kembali. Seperti terungkap dalam 2 Tesalonika 2:1-2, yang beredar ajaran bahwa hari TUHAN itu telah tiba. Akibatnya, mereka menjadi panik, hidup tidak tertib, tidak mau bekerja dan melalaikan tanggung jawab sehari-hari Paulus menegaskan supaya mereka menjauhi orang-orang yang punya sikap demikian. Sikap yang terbaik adalah berdoa dan bekerja (2 Tesalonika 3:1-15), beribadah dan hidup bermoral di tengah-tengah masyarakat!

Pada masa kini pun isu tentang hari TUHAN tidak kalah menariknya. Banyak cara dan prilaku orang menantikannya. Dari peringatan beberapa ayat dalam Alkitab, biarlah menolong kita untuk tidak menjadi orang gegagah dan fasik, melainkan jadilah orang-orang yang takut akan TUHAN, beribadah kepada-Nya dengan sepenuh hati, berlaku benar dan adil dalam masyarakat supaya pada saatnya hari itu tiba, kita termasuk orang-orang yang diberkahi, bukan orang celaka. Semoga!

Jadi, saudara-saudara, bagi kita, hari Tuhan itu berkah atau celaka? Hal itu bergantung dari bagaimana kita mengisi kehidupan kita. Jika kita hidup sebagai orang yang gegabah dan berbuat fasik, maka hari Tuhan adalah hari penuh kecelakaan bagi kita. Sedangkan jikalau kita hidup sebagai orang yang takut akan nama Tuhan, maka hari Tuhan merupakan hari yang penuh berkah dan kebahagiaan. Oleh karena itu, untuk menutup kotbah ini, saya mengutip sebuah firman Tuhan yang terdapat dalam Efesus 5:15-16  yang mengatakan "Karena itu suadara-suadara, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat."  Selamat menantikan kedatangan Tuhan kita dengan hidup sebagai orang yang takut akan nama Tuhan. Amin.

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar