Misi : Bersukacitalah
(Fil. 4:4)
I.
PENDAHULUAN
Surat Filipi adalah
surat yang penuh berisi sukacita di dalam Kristus. Surat ini ditulis sebagai
surat pribadi dari Rasul Paulus bersama Timotius kepada jemaat di Filipi.
Paulus bersukacita karena orang kudus di Filipi dan ia bermaksud mengucapkan
terima kasih kepada mereka karena pemberian kasih yang diberikan kepadanya
(Fil. 1:5; 4:10–19). Dalam surat ini ia juga menjelaskan sukacitanya sebagai
orang tahanan di Roma. Paulus menganjurkan orang Filipi untuk bertahan dalam
aniaya dan kesusahan dengan bersukacita. Selain itu, ia pun memberi nasehat
kepada orang di Filipi supaya melawan orang yang mau “meyahudikan” mereka dan
orang yang mau hidup tanpa kekudusan. Untuk memahami latar belakang penulisan
surat sukacita ini, mari kita pelajari berbagai sisi dari kota Filipi maupun
jemaat di dalamnya.
Surat Filipi ditulis
kepada jemaat di Filipi kira-kira tahun 60-62M, sewaktu Paulus dipenjara di
Roma. Filipi merupakan salah satu surat yang disebut sebagai “surat penjara”,
karena ditulis oleh Paulus dari penjara di Roma. ”Surat-surat penjara” lainnya
adalah surat Efesus, Kolose dan Filemon (Kis. 28:16, 30-31). Hal yang tampak
sangat jelas dalam Surat Filipi adalah walaupun Paulus ditahan dan diikat dalam
penjara, namun hatinya tetap penuh sukacita sewaktu dia mengingat jemaat-jemaat
yang didirikannya, khususnya jemaat di Filipi.
Kemudian dalam pasal keempat, Kristus yang adalah kehidupan
kita, teladan kita, tujuan kita, dapat dilihat sebagai kekuatan, kesanggupan
dan kuasa kita. Di dalam Kristuslah terdapat kuasa untuk memperlengkapi kita,
untuk hidup seperti Kristus hidup di dalam dunia ini. “Segala perkara
dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Fil. 4:13). Dengan kuasa Kristus kita dapat hidup
dalam persatuan, dalam hubungan yang dapat mengatasi segala perselisihan dan
konflik. Euodia dan Sintikhe dinasihati supaya sehati sepikir dalam Tuhan.
Dengan kuasa Kristus kita dapat bersukacita dalam segala sesuatu! Dengan kuasa
Kristus kita dapat mengatasi segala kekuatiran dengan doa, pemohonan dan
pengucapan syukur! Dengan kuasa Kristus kita dapat mengalami damai sejahtera
yang luar biasa dan segala pikiran kita dapat diubah menjadi tenang dan penuh
kekudusan dan damai! Dengan kuasa Kristus kita dapat hidup dalam kelimpahan
atau kekurangan, kekenyangan atau kelaparan. Mengapa? Karena dalam Kristus kita
dapat berkata dengan yakin, “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu
menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” (Fil. 4:19).Surat ini
menjelaskan bagaimana seorang dapat hidup berkemenangan dan bersukacita di
tengah aniaya, tekanan, tantangan, penderitaan dan kesusahan. Kristus adalah
hidup kita. Kristus adalah teladan kita. Kristus adalah tujuan kita. Kristus
adalah kekuatan kita. Itu sebabnya, memiliki Kristus cukup untuk kita dapat
senantiasa bersukacita, karena memiliki Kristus adalah memiliki segalanya.
II.
ISI
Orang percaya harus bersukacita dan
memperoleh kekuatan dengan mengingat akan kasih karunia dan dekatnya Tuhan
serta janji-janji-Nya. Inilah yang
menjadi landasan mengapa saya memilih nats ini. Dengan apa yang saya lihat di
sekitar saya sudah banyak manusia yang tidak bersukacita dan selalu menyalahkan
dirinya, Tuhan dan orang sekitarnya. Semua itu dipersalahkan tapi lepas dari
pada itu saya orang Kristen yang mengenal bahwa hanya Tuhan Allah saja sumber
sukacita saya maka dari pada itu saya ingin membuat Clinical
Pastoral Education (CPE)
utnuk membantu para lansia dan orang yang merasakan beban yang sangat dalam
ketika orang orang yang dikasihi telah meninggalkan mereka karena kematian yang
memisahkan.
Melalui Clinical Pastoral Education
(CPE) membantu mereka menemukan dasar mengapa mereka harus bersukacita. Saya
akan melatih orang-orang yang saya akan rekrut untuk bergabung disini, agar
siap untuk mempastorali orang-orang lansia dan yang tertimpa musibah. Untuk
membuka Clinical Pastoral Edication dan menjalankannya saya membutuhkan dana
awal sebesar 50 juta rupiah untuk merekrut, membuat pelatihan seminar dan
mengunjungi para lansia utuk meneguhkan bahwa mereka harus bersukacita dan
mengajari apa arti hidup dan makna hidup dan bersukacitalah karena Tuhan Allah
selalu senantiasa menjagai kita. Hal ini menjadi langkah awal untuk para lansia
untuk mengerti apa arti hidup dan makna hidup agar bersukacita didalam Yesus
Kristus yang adalah sumber pengharapan umat Kristen yang ada di dunia ini.
III.
PENUTUP
Dunia
ini penuh dengan tantangan dan masalah jadi setiap orang akan mengalami
problemnya sendiri dan harus berpengharapan bersamaNya saja. Jangan menyerah
dan berjuangkalah dan bersukacitalah senantiasa sekali lagi kukatakan
bersukacitalah! Sebagai yang telah mengenal dan mempercayai Dia di dalam diri
kita sendiri terutama kepada para lansia dan orang yang dilanda masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar