Senin, 13 Juni 2016

Misi : Bersukacitalah



Misi : Bersukacitalah
(Fil. 4:4)

I.                   PENDAHULUAN
Filipi 4:4: Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan:                                     Bersukacitalah!
            Surat Filipi adalah surat yang penuh berisi sukacita di dalam Kristus. Surat ini ditulis sebagai surat pribadi dari Rasul Paulus bersama Timotius kepada jemaat di Filipi. Paulus bersukacita karena orang kudus di Filipi dan ia bermaksud mengucapkan terima kasih kepada mereka karena pemberian kasih yang diberikan kepadanya (Fil. 1:5; 4:10–19). Dalam surat ini ia juga menjelaskan sukacitanya sebagai orang tahanan di Roma. Paulus menganjurkan orang Filipi untuk bertahan dalam aniaya dan kesusahan dengan bersukacita. Selain itu, ia pun memberi nasehat kepada orang di Filipi supaya melawan orang yang mau “meyahudikan” mereka dan orang yang mau hidup tanpa kekudusan. Untuk memahami latar belakang penulisan surat sukacita ini, mari kita pelajari berbagai sisi dari kota Filipi maupun jemaat di dalamnya.
            Surat Filipi ditulis kepada jemaat di Filipi kira-kira tahun 60-62M, sewaktu Paulus dipenjara di Roma. Filipi merupakan salah satu surat yang disebut sebagai “surat penjara”, karena ditulis oleh Paulus dari penjara di Roma. ”Surat-surat penjara” lainnya adalah surat Efesus, Kolose dan Filemon (Kis. 28:16, 30-31). Hal yang tampak sangat jelas dalam Surat Filipi adalah walaupun Paulus ditahan dan diikat dalam penjara, namun hatinya tetap penuh sukacita sewaktu dia mengingat jemaat-jemaat yang didirikannya, khususnya jemaat di Filipi.
Kemudian dalam pasal keempat, Kristus yang adalah kehidupan kita, teladan kita, tujuan kita, dapat dilihat sebagai kekuatan, kesanggupan dan kuasa kita. Di dalam Kristuslah terdapat kuasa untuk memperlengkapi kita, untuk hidup seperti Kristus hidup di dalam dunia ini.  “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Fil. 4:13). Dengan kuasa Kristus kita dapat hidup dalam persatuan, dalam hubungan yang dapat mengatasi segala perselisihan dan konflik. Euodia dan Sintikhe dinasihati supaya sehati sepikir dalam Tuhan. Dengan kuasa Kristus kita dapat bersukacita dalam segala sesuatu! Dengan kuasa Kristus kita dapat mengatasi segala kekuatiran dengan doa, pemohonan dan pengucapan syukur! Dengan kuasa Kristus kita dapat mengalami damai sejahtera yang luar biasa dan segala pikiran kita dapat diubah menjadi tenang dan penuh kekudusan dan damai! Dengan kuasa Kristus kita dapat hidup dalam kelimpahan atau kekurangan, kekenyangan atau kelaparan. Mengapa? Karena dalam Kristus kita dapat berkata dengan yakin,  “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” (Fil. 4:19).Surat ini menjelaskan bagaimana seorang dapat hidup berkemenangan dan bersukacita di tengah aniaya, tekanan, tantangan, penderitaan dan kesusahan. Kristus adalah hidup kita. Kristus adalah teladan kita. Kristus adalah tujuan kita. Kristus adalah kekuatan kita. Itu sebabnya, memiliki Kristus cukup untuk kita dapat senantiasa bersukacita, karena memiliki Kristus adalah memiliki segalanya.

II.                ISI
Orang percaya harus bersukacita dan memperoleh kekuatan dengan mengingat akan kasih karunia dan dekatnya Tuhan serta janji-janji-Nya. Inilah yang menjadi landasan mengapa saya memilih nats ini. Dengan apa yang saya lihat di sekitar saya sudah banyak manusia yang tidak bersukacita dan selalu menyalahkan dirinya, Tuhan dan orang sekitarnya. Semua itu dipersalahkan tapi lepas dari pada itu saya orang Kristen yang mengenal bahwa hanya Tuhan Allah saja sumber sukacita saya maka dari pada itu saya ingin membuat Clinical Pastoral Education (CPE) utnuk membantu para lansia dan orang yang merasakan beban yang sangat dalam ketika orang orang yang dikasihi telah meninggalkan mereka karena kematian yang memisahkan.
            Melalui Clinical Pastoral Education (CPE) membantu mereka menemukan dasar mengapa mereka harus bersukacita. Saya akan melatih orang-orang yang saya akan rekrut untuk bergabung disini, agar siap untuk mempastorali orang-orang lansia dan yang tertimpa musibah. Untuk membuka Clinical Pastoral Edication dan menjalankannya saya membutuhkan dana awal sebesar 50 juta rupiah untuk merekrut, membuat pelatihan seminar dan mengunjungi para lansia utuk meneguhkan bahwa mereka harus bersukacita dan mengajari apa arti hidup dan makna hidup dan bersukacitalah karena Tuhan Allah selalu senantiasa menjagai kita. Hal ini menjadi langkah awal untuk para lansia untuk mengerti apa arti hidup dan makna hidup agar bersukacita didalam Yesus Kristus yang adalah sumber pengharapan umat Kristen yang ada di dunia ini.

III.             PENUTUP
            Dunia ini penuh dengan tantangan dan masalah jadi setiap orang akan mengalami problemnya sendiri dan harus berpengharapan bersamaNya saja. Jangan menyerah dan berjuangkalah dan bersukacitalah senantiasa sekali lagi kukatakan bersukacitalah! Sebagai yang telah mengenal dan mempercayai Dia di dalam diri kita sendiri terutama kepada para lansia dan orang yang dilanda masalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar