Senin, 13 Juni 2016

KEPUTUSAN ETIS



KEPUTUSAN ETIS
Contoh Kasus:
Seorang ayah sudah lama menabung uang supay dapat meperbrsar rumahnya yang terlalu kecil untuk istrinya dan ketiga anaknya. Menjelang permulaan pembangunan dua kamar baru, dua adiknya ingin menikah. Orang tua sang ayah mengharapkan supaya ia memberikan uang pembangunan itu untuk pernikahan. Keluarga itu tidak mempunyai sumber uang lain. Apakah orang itu sebaiknya memakai uangnya untuk kamar-kamar baru atau pernikahan adiknya?

            Untuk mendapatkan keputusan etis banyak hal yang harus dipertimbangkan salah satunya adalah lingkungan sekitar, adat istiadat dan sebagainya. Tetapi saya  akan mencoba untuk menarik keputusan etis dari beberapa analisis yang yang saya buat ada beberapa analisis yang saya buat antara lain:
1.      Apakah rumah itu harus dan tidak bisa ditawar lagi untuk dibangun, apakah rumah itu menjadi yang utama?
2.      Disisi lain adalah adiknya harus menikah, uang tidak ada. Tanggal pernikahan sudah ditentukan.
3.      Jikalau keluarga ini adalah orang indonesia dan beradat(Batak), maka kemungkinan uang itu diberikan kepada adiknya, jikalau orang luar uang tersebut tidak akan di berikan kepada adiknya tersebut.
4.      Latar belakang keluarga tersebut, hubungan seorang ayah ini dengan orang tua sang ayah yang akan melangsungkan penikahan.
5.      uang tersebut diberikan untuk menambah uang yang kurang atau untuk memperbesar pesta pernikahan, karena kurang untuk pesta yang besar?
6.      Pernikahan adiknya ini besar atau sedehana? Karena Adat do na geleng adat do na balga(paradigma orang batak)
           
            Dari analisis diatas saya menarik banyak hal yang harus diperjuangkan dan sesuai dengan norma-norma yang telah ada dan situasi lingkungan dan keadaan kita. Disini menurut saya etika itu adalah nurani, jadi untuk mengambil keputusan juga harus ada hati nurani yang berasal dari hati untuk berbuat baik, atau hal yang baik sesuai dengan hati yang di naunggi oleh Roh Kudus.
            Jadi yang mengambil keputuasan disini adalah seorang ayah yang ingin memperluas rumahnya utuk anaknya dan istrinya. Tapi yang dituntut disini adalah keputusannya untuk memberikan atau tidak. Saran dari saya adalah uang itu diberikan kepada adiknya untuk menutupi dana yang keluar agar lancar acara adiknya tersebut,dikarenakan tanggal pernikahan sudah ditentukan, tapi kalau memperluas rumah buat kamar adaknya hal tersebut bisa di tunda. Harus di utamakan hal yang paling utama.
             Hal yang utama menurut saya adalah membantu adiknya, jikalau tidak orang-orang akan mengetahui dan keluarga tersebut akan malu karena kurang dalam acara pernikahan, pernikahan dilangsungkan dengan adat, jikalau adat itu tidak ada maka akan dicap orang lain bahwa keluarga itu na so maradat. Jadi akan bahan pembicaraan. Lebih bagaus untuk adiknya diberikan, itu hal yang tidak bisa di tunda, uang bisa di cari lagi untuk meperluas rumah tersebut. Kelangsungan seseorang yang akan membentuk keluarga baru harus kita bantu dan kita dukung.
            Keputusan ini berlaku jikalau berada di lingkungan kita orang batak, yang mayoritas saling menolong satu dengan yang lainnya yang diikat oleh norma-norma dan adat sekitar. Hal ini berbeda dengan orang yang berada diluar negara, atau di barat, mereka mengutamakan dirinya sendiri dibandingkan dengan orang lain atau saudaranya sendiri, keluargaku adalah keluargaku, keluarganya adalah keluarganya, urusanku adalah membangun rumah akan saya bangun rumah kalau urusan pernikahan adiknya sendiri yang harus membenahi keperluannya. Hal ini menurut saya yang harus dibina untuk saling membantu satu sama lainnya.
            Yang paling etis adalah memberikan uang pembangunan kepada adiknya untuk melangsungkan pernikahan, maka uang tidak menjadi keputusan etis. Itu hanya sebagai sarana saja, dan lagian uang dapat dicari tapi harga diri dan kehormatan dengan lingkungan yang mengikat hal itu yang paling etis. Pasangan hidup yang akan melangsungkan pernikahan adalah hal yang sakral dan tidak bisa ditawar lagi. Rumah bisa ditunda pembangunannya kalau pernikahan bisa? Hanya lingkungan, tradisi dan norma-norma saja yang bisa menjawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar