KEPUTUSAN
ETIS
Contoh Kasus:
Seorang
ayah sudah lama menabung uang supay dapat meperbrsar rumahnya yang terlalu
kecil untuk istrinya dan ketiga anaknya. Menjelang permulaan pembangunan dua
kamar baru, dua adiknya ingin menikah. Orang tua sang ayah mengharapkan supaya
ia memberikan uang pembangunan itu untuk pernikahan. Keluarga itu tidak
mempunyai sumber uang lain. Apakah orang itu sebaiknya memakai uangnya untuk
kamar-kamar baru atau pernikahan adiknya?
Untuk mendapatkan keputusan etis
banyak hal yang harus dipertimbangkan salah satunya adalah lingkungan sekitar,
adat istiadat dan sebagainya. Tetapi saya
akan mencoba untuk menarik keputusan etis dari beberapa analisis yang
yang saya buat ada beberapa analisis yang saya buat antara lain:
1. Apakah
rumah itu harus dan tidak bisa ditawar lagi untuk dibangun, apakah rumah itu
menjadi yang utama?
2. Disisi
lain adalah adiknya harus menikah, uang tidak ada. Tanggal pernikahan sudah
ditentukan.
3. Jikalau
keluarga ini adalah orang indonesia dan beradat(Batak), maka kemungkinan uang
itu diberikan kepada adiknya, jikalau orang luar uang tersebut tidak akan di
berikan kepada adiknya tersebut.
4. Latar
belakang keluarga tersebut, hubungan seorang ayah ini dengan orang tua sang
ayah yang akan melangsungkan penikahan.
5. uang
tersebut diberikan untuk menambah uang yang kurang atau untuk memperbesar pesta
pernikahan, karena kurang untuk pesta yang besar?
6. Pernikahan
adiknya ini besar atau sedehana? Karena Adat
do na geleng adat do na balga(paradigma orang batak)
Dari analisis diatas saya menarik
banyak hal yang harus diperjuangkan dan sesuai dengan norma-norma yang telah
ada dan situasi lingkungan dan keadaan kita. Disini menurut saya etika itu
adalah nurani, jadi untuk mengambil keputusan juga harus ada hati nurani yang
berasal dari hati untuk berbuat baik, atau hal yang baik sesuai dengan hati
yang di naunggi oleh Roh Kudus.
Jadi yang mengambil keputuasan disini
adalah seorang ayah yang ingin memperluas rumahnya utuk anaknya dan istrinya.
Tapi yang dituntut disini adalah keputusannya untuk memberikan atau tidak.
Saran dari saya adalah uang itu diberikan kepada adiknya untuk menutupi dana
yang keluar agar lancar acara adiknya tersebut,dikarenakan tanggal pernikahan
sudah ditentukan, tapi kalau memperluas rumah buat kamar adaknya hal tersebut
bisa di tunda. Harus di utamakan hal yang paling utama.
Hal yang utama menurut saya adalah membantu
adiknya, jikalau tidak orang-orang akan mengetahui dan keluarga tersebut akan
malu karena kurang dalam acara pernikahan, pernikahan dilangsungkan dengan
adat, jikalau adat itu tidak ada maka akan dicap orang lain bahwa keluarga itu
na so maradat. Jadi akan bahan pembicaraan. Lebih bagaus untuk adiknya
diberikan, itu hal yang tidak bisa di tunda, uang bisa di cari lagi untuk
meperluas rumah tersebut. Kelangsungan seseorang yang akan membentuk keluarga
baru harus kita bantu dan kita dukung.
Keputusan ini berlaku jikalau berada
di lingkungan kita orang batak, yang mayoritas saling menolong satu dengan yang
lainnya yang diikat oleh norma-norma dan adat sekitar. Hal ini berbeda dengan
orang yang berada diluar negara, atau di barat, mereka mengutamakan dirinya
sendiri dibandingkan dengan orang lain atau saudaranya sendiri, keluargaku
adalah keluargaku, keluarganya adalah keluarganya, urusanku adalah membangun
rumah akan saya bangun rumah kalau urusan pernikahan adiknya sendiri yang harus
membenahi keperluannya. Hal ini menurut saya yang harus dibina untuk saling
membantu satu sama lainnya.
Yang paling etis adalah memberikan
uang pembangunan kepada adiknya untuk melangsungkan pernikahan, maka uang tidak
menjadi keputusan etis. Itu hanya sebagai sarana saja, dan lagian uang dapat
dicari tapi harga diri dan kehormatan dengan lingkungan yang mengikat hal itu
yang paling etis. Pasangan hidup yang akan melangsungkan pernikahan adalah hal
yang sakral dan tidak bisa ditawar lagi. Rumah bisa ditunda pembangunannya
kalau pernikahan bisa? Hanya lingkungan, tradisi dan norma-norma saja yang bisa
menjawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar